Sabtu, 11 Agustus 2012

Sukses VS Kaya

Apa perbedaan sukses dengan kaya? Bila sukses tidak hanya berorientasi materi, sementara kaya lebih condong kearah materi. Namun tidak hanya sukses yang memiliki parameter yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Kaya juga demikian, sesorang menganggap dirinya kaya bila sudah mendapat penghasilan Rp.30.000 setiap hari, sementara yang lain baru menyebut dirinya kaya bila penghasilan perharinya Rp.50.000, Rp.100.000 atau Rp.1.000.000 bahkan ada yang berpendapat bahwa orang dianggap kaya bila sudah memiliki pendapatan 1.000.000 US$.

KH.Zainudin MZ dalam ceramah agama era 1980-1990an menyampaikan bahwa orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup. Jadi walau penghasilan perharinya Rp.10.000.000 tetapi dengan pengahsilan tersebut belum merasa cukup maka hakekatnya belum kaya. Sedang apabila ada orang yang bepenghasilan hanya Rp.10.000 setiap hari, tetapi dengan uang tersebut dia merasa cukup, maka hakekatnya dia telah kaya.

Sementara menurut teori modern, kaya dimaknai sejauh mana kita mendapatkan penghasilan pasif (pasive Income, tanpa mengeluarkan keringat untuk mendapatkan penghasilan), bukan seberapa banyak kita mendapatkan aktif income (dengan bekerja bercucuran keringat menghabiskan waktu setiap hari).
Apabila kebutuhan kita dalam satu bulan adalah Rp.10.000.000 sedang pasif income kita Rp.12.000.000 dalam satu bulan maka kita termasuk kaya, namun apabila Rp.12.000.000 kita dapatkan dengan bersusayah payah, bahkan menghabiskan waktu kita, berangkat kerja pukul 06.00 dan sampai di rumah kembali pukul 22.00 malam, maka menurut teori ini kita belum disebut kaya.

Memang kaya adalah relatif tetapi menurut pendapat saya, kaya adalah merasa cukup dengan penghasilan yang kita dapatkan dan pendapatan  itu kita peroleh lewat pasif income. Pada saat itu kita raih, maka hakekatnya kita telah menjadi kaya! Tinggal bagaimana anda mensikapi hal tersebut? Pilihan pilihan tentu ada pada anda sendiri.

Memang bisa jadi kaya tidak selalu berkonotasi dengan uang (kaya uang/harta), tetapi kita juga sering mendengar kata, kaya hati (emosional) bisa berwujud dengan sering berbagi dan peduli terhadap sesama, kaya spiritual yang berarti tunduk dan patuh kepada Allah SWT, kaya intelektual (cerdas, pandai, berilmu), kaya relationship (kaya karena mempunyai hubungan yang cukup luas dengan orang lain).

Dengan pemahaman demikian orang yang kaya berarti orang yang mempunyai banyak uang, yang didapatkan dengan cara yang cerdas dimana uang tersebut dipergunakan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga di bagi dengan orang lain dan kita bisa diterima dan didukung oleh orang-orang yang ada disekitar kita dalam jumlah yang sangat banyak serta semuanya itu dilakukan dengan harapan mengharap ridlo Allah SWT. Inilah orang kaya yang sempurna!

Belajar menjadi orang Goblok Ala Bob Sadino

 Jadi pengusaha tak harus pintar “


Belajar menjadi orang Goblok Ala Bob Sadino

Renungan
> Pasti Anda bingung dengan judulnya, ‘goblok’ kok dipelajari!

> Awalnya saya juga bingung, tapi setelah bertemu langsung dengan Om Bob (pangilan akrab Bob Sadino), baru percaya bahwa statement itu benar.

> Bob Sadino terkenal dengan pengusaha yang ‘Nyleneh’ gaya dan pola pikirnya. Sejak dari jaman
Soeharto, dia terkenal dengan ‘kostumnya’ yang selalu bercelana pendek. Begitulah cara Om Bob bertemu dengan semua presiden negeri ini.

> Di kediamannya di kawasan Lebak Bulus sebesar 2 hektar, dia membuat kami pusing dengan statement-statement nya yang super Nyleneh.

> Misalnya dia tanya,”Menurutmu kebanyakan orang bisnis cari apa Jay?” Spontan kita jawab,”Cari untung om!” Kemu dian Om Bob balik menjawab,”Kalo saya cari rugi!”

> Dia menjelaskan, kalo bisnis cari untung, apa selamanya untung? Sama juga kalo bisnis cari rugi, apa selamanya rugi? Maknanya adalah, rugi tak perlu ditakuti. Bahkan karyawan Kemchicks (pabrik daging olahan)dan Kemfarms (exportir sayur dan buah) diijinkan untuk berbuat salah.

> Sampai-sampai ada karyawan yang pernah membuat kerugian US $ 5 juta dan masih bekerja sampai sekarang.

> Goblok atau Pintar? Trus apa maknanya belajar ‘Goblok’?

> Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau bahkan melangkahpun tak berani.

> Om Bob bilang, kalo orang ‘goblok’ itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya ‘njlimet’, jadi nggak mulai-mulai usahanya.

> Orang ‘goblok’ berbisnis tidak berfikir urutan, sedangkan orang pinter, berfikir urut. Orang pintar tidak percayaan dengan orang lain, jadi semuanya mau dikerjain sendiri, seolah tak ada yang dapat menggantikan dirinya.

> Nah, kalau orang ‘goblok’, dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya.

> Orang pintar ketemu gagal, cenderung mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangannya. “Ehm, situasi ekonominya lagi down”, atau “Pemerintah nggak mendukung saya”, kata orang pintar.

> Lain hal dengan orang ‘goblok’, jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang ‘belajar’.

> Bahkan Om Bob juga mengatakan bahwa dia sebagai orang ‘goblok’ tidak melakukan perencanaan usaha, target ataupun mengenal cita-cita.

> Namun sebaliknya, semua karyawannya harus memiliki target dan perencanaan. Buahnya, orang ‘goblok’ yang jadi bossnya orang pintar.

> Itulah adilnya Tuhan menciptakan orang pintar dan orang ‘goblok’.

> Masalahnya sekarang, siapa yang merasa pintar, siapa yang merasa goblok?

> Trus, enakan mana jadi orang pintar atau orang ‘goblok’? Jika Anda semakin bingung dengan tulisan saya, artinya bagus, berarti Anda mulai ….Goblok!

> Kalau Anda emosi, berarti Anda pintar. Itu juga kata orang Om Bob lho..!

> Filosofi ‘goblok’ Bob Sadino, dia ibaratkan seperti air sungai yang sedang mengalir. Ketemu batu di depan, ya belok kanan atau belok kiri. Namun seperti air di sungai, kitapun harus siap dikencingi, dibuangi sampah dan kotoran-kotoran yang lain. Jadi, pilih mana? GOBLOK atau PINTAR?

 > “Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar”

http://warisancoetomocoid.wordpress.com/2009/02/20/belajar-menjadi-orang-goblok-ala-bob-sadino/

Jaga Rahasia itu susah






Amanah yang harus di jaga, itulah kiranya sebuah rahasia harus disimpan dalam-dalam agar masih menjadi rahasia. Tapi jika sebuah “rahasia” itu terbongkar atau sengaja dibongkar, maka namanya bukan lagi rahasia meskipun orang masih mengistilahkan “rahasia umum”.  Sudah umum kok masih rahasia itulah yang saya pikir aneh tentang rahasia umum.  Namanya rahasia kok masih di umum-umumkan jadinya ya “ora umum” kata temanku yang mengikuti salah satu program piramida.

Jika seseorang mengungkapkan sebuah rahasia kepada seorang lain dan berharap orang bernasib malang yang kebagian menjaga rahasianyaitu menjaganya, saya pikir itu suatu kesalahan. Menjaga rahasia bukan soal gampang, sebab ada saja keinginan untuk berbagi seakan rahasia adalah sebuah beban berat yang harus ditanggung. Lengkapnya menceritakan sebuah rahasia kepada orang lain adalah membuka rahasia.  Jadinya menjada rahasia adalah menjaga beban, itu yang ada dalam pikiran saya.

Dahulu kala, sebenarnya beberapa tahun yang lalu saya mengungkapkan sebuah rahasia seseorang yang sebenarnya bukan hal penting, karena rahasia itu hanyalah sebuah wacana tentang seseorang teman saya yang maho atau bukan (gay or not) . Teman saya yang saya bicarakan ini memang seorang laki-laki feminim, kebetulan dia seorang panata rias disebuah salon pengantin dan kebetulan juga dia seorang penari. Gayanya yang seperti banci tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang orientasi sex dia, ini hal yang wajar dalam masyarakat sosial.

Dalam sebuah obrolan dengan seorang teman saya yang perempuan kami membahas kelelakian lelaki teman saya itu. Diskusi panjang antara curiga dengan label beberapa fakta yang masih belum bisa dipertanggungjawabkan tanpa diakhiri sebuah kesimpulan mengarah pada kecurigaan bahwa dia seorang gay. Akhirnya obrolan itu saya pikir menjadi rahasia yang tak perlu diceritakan, toh ini hanyalah wacana tentang seseorang. Apalagi sampai diceritakan kepada obyek yang kami bicarakan, karena saya pikir masalah ini masalah yang rawan membuat orang tersinggung. meskipun juga saya tahu laki-laki feminim itu tidak mudah marah, tapi ada baiknya saya waspada untuk tidak membuat seorang tersinggung.

Dibeberapa hari selanjutnya saya bertemu lelaki feminim itu dan dengan nada yang agak kecewa dia sedikit komplen mempermasalahkan perbincangan saya dengan si perempuan itu tentang dia. Oalah rupanya si perempuan teman saya tadi menceritakan perbincangan kami “ohh embernya dia”, mulai saat itu saya berpikir, ternyata perempuan tidak bisa menjaga rahasia bahkan untuk hal yang sangat rawan dibicarakan. Mungkin saya-pun begitu di waktu-waktu yang lain. Ternyata menjaga rahasia itu tidak semudah menjaga rumah atau menjaga kebun.

Saya pastikan semua dari kita pernah membocorkan rahasia, sesuatu yang tak seharusnya diceritakan kepada orang lain tapi tanpa sadar kita lepaskan begitu saja. Melepas rahasia seperti melepaskan si burung dari sangkarnya, siburung akan bebas berkicau kesana kemari. Sebab memang sudah kodratnya burung berkicau kecuali tentu saja burung yang bisu.

Sebagai pendengar yang baik saya sangat senang mendengarkan cerita teman-teman saya. Karena dari cerita-cerita itu saya seperti anak kecil yang mendapatkan dongeng dengan berbagai macam cerita menarik. Diantara cerita-cerita tersebut sedikit atau banyak selalu ada rahasia dan itu menjadi beban tersendiri, tapi saya punya cara tersendiri untuk melepas si burung kicau tanpa burung itu berkicau.  Sebenarnya cukup gampang dan setiap hari dilakukan oleh wartawan untuk melindungi nara sumbernya jika nara sumber itu tidak mau identitasnya di ketahui. Saat saya menceritakan cerita itu saya selalu mengawali dengan “salah seorang teman saya” atau “sebut saja si mawar”, dengan begitu saya tidak tidak merasa berdosa dan jangan ceritakan kepada orang dekat teman yang kita ceritakan tadi.

wong emang menjaga rahasia itu susah..!!!

forumkompasiana.com

Belajar Sabar, Belajar Kehidupan

Ungkapan “Orang sabar disayang Tuhan” bukanlah ungkapan yang sepele, sebab kesabaran sejatinya akan membawa banyak manfaat dalam hidup manusia. Tapi, bukan berarti manusia bisa dengan gampang menanamkan hal tersebut dalam hati mereka. Konon, belajar sabar dan ikhlas butuh waktu yang tidak main-main dan tak tanggung-tanggung lamanya: seumur hidup. Menurut saya, ikhlas merupakan bagian terpenting dari sikap sabar, dimana seseorang mampu menerima masalah dalam kehidupannya dengan hati lapang, serta tetap mencari jalan keluar dengan hati yang bersih dan akal yang sehat. Mungkin ini terdengar too good to be true, namun setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan yang terbaik.

Kesabaran ibarat tanaman yang harus senantiasa dipupuk. Pupuk yang dimaksud adalah keyakinan bahwa tanaman tersebut kelak akan berbuah manis dan layak untuk dinikmati oleh setiap insan yang punya rasa yakin itu. Saya sendiri masih tertatih tatih. Setidaknya begitulah kira-kira jawaban yang akan keluar saat seseorang bertanya sejauh mana saya sudah mempraktekannya. Dan kesabaran, nyatanya, akan terlatih dengan baik manakala seseorang dihadapkan dengan permasalahan, mulai dari yang sepele sampai yang pelik sekalipun.

Ketika emosi lebih leluasa berbicara ketimbang hati yang pandai menahan amarah, maka kekacauan bisa lekas dikenali. Seorang atasan yang selalu emosi seringkali mendzolimi bawahannya, bahkan mengurangi hak-hak orang yang dipimpinnya. Seorang bawahan yang tak sabar ingin cepat naik jabatan akan menjadi penjilat bagi atasannya, dan saat keduanya bekerja sama maka mereka mulai mendzolimi orang-orang disekitarnya. Begitupun dengan orang tua yang belum mampu bersikap sabar. Walaupun sabar bukan berarti lemah, namun kesabaran diharapkan mampu membantu mereka mendidik anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi, terbimbing dan terarahkan pada nilai-nilai keluhuran budi yang nantinya akan dia tularkan saat bersama teman-teman dan orang-orang yang dikenalnya. Dalam hal ini, kesabaran manusia diuji dalam menghadapi orang lain yang berada disekelilingnya, sejauh mana mereka mampu menghadapi masalah dengan pikiran jernih dan mengendalikan diri untuk terhindar dari emosi sesaat yang hanya akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Pada kenyataannya, penguji kesabaran terbesar bagi manusia bukan hanya manusia lain, tapi juga uang. Lihatlah bagaimana seseorang menjadi koruptor karena dia tidak sabar mengumpulkan kekayaan dari hasil jerih payahnya sendiri. Mereka berbondong-bondong merampok uang yang bukan hak mereka dan lupa bahwa ada orang lain yang lebih berhak atas uang tersebut. Uang membuat manusia khilaf, membuat mereka lupa akan kesederhanaan. Seseorang yang terhimpit masalah ekonomipun bisa melakukan segala upaya untuk mendapatkan uang dan kesenanngan. Kesabaran mereka runtuh, lagi lagi juga karena uang. Alangkah indah jika mereka bisa bersabar sembari berusaha, dan mereka yang kaya mau berbagi dengan sesama secara ikhlas.

Bagaimana dengan kita??

forum kompasiana.com

Belajar dari Perempuan


Setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah


Kata-kata Ki Hajar Dewantara itu sangat tepat untuk menggambarkan bahasan judul tulisan ini. Kecuali memang ada yang beranggapan belajar itu hanya di bangku sekolahan maka kata-kata itu hanya pelengkap slogan pendidikan semata. Atau juga menganggap guru itu adalah bertitel sarjana maka sempurnalah kata-kata itu menjadi pemanis teori belaka.

Lalu, apa yang bisa di dapat dari perempuan sebagai pembelajaran? Jawabannya adalah belajar realita. Berpikir realistis dan praktis. Pembelajaran ini hanya di dapat oleh laki-laki yang idealis, yang memiliki cita-cita besar dalam hidupnya. Kehadiran perempuan untuk laki-laki seperti ini menjadi sumber inspirasi dan dorongan untuk mendapatkan cita-cita besar itu.

Tapi yang menjadi masalah adalah bila laki-laki itu tak memilki cita-cita besar. Maka yang terjadi kemudian adalah kehampaan hidup bila laki-laki dan perempuan ini menjadi pasangan hidup kelak. Satu sama lain hanya terikat oleh ketertarikan fisik status jabatan semata tanpa ada ikatan yang kuat
Cita-cita besar itu menjadi ikatan yang kuat. Menjadi sebuah pasangan, partner dan mitra kerja yang efektif dalam membangun generasi. Dan perempuan memiliki potensi dalam mengisi kelemahan laki-laki idealis yaitu: Materialis.

Sifat keduniawiannya memang sudah di titahkan oleh Yang Maha Kuasa untuk mengisi kekosongan laki-laki sejak di lemparkan pertama kali olehNya di muka bumi. Seakan benar pendapat saya kalau bumi ini adalah surganya perempuan dan neraka bagi laki-laki.

Hamparan bumi dengan segala nikmat dan harta yang terkandung di perutnya memang di tujukan untuk kaum perempuan.Emas permata berlian dan segala jenis perhiasan lainnya memang hanya bisa di apresiasi oleh perempuan. Laki-laki sama sekali tidak punya daya tarik untuk itu.

Laki-laki hanya bertugas bagaimana menjadi kan emas,intan permata itu bisa di ambil dari dalam bumi. Di olah sedemikian rupa. Dengan kelebihan akal dan fisiknya hal itu menjadi mudah.Terciptalah berbagai penemuan dan teknologi untuk memudahkan itu.

Yang menjadi masalah adalah bila daya tarik perempuan itu tidak bisa di kerjakan oleh lelaki. Yang akhirnya kita mengetahui kemiskinan dan kebodohan menjadi penyebab utama dari segala keterbelakangan. Kepada siapa perempuan itu berlindung dan berteduh? Bahu yang dulu  menjadi sandaran hanya menjadi isapan lintah-lintah buminya, tangan yang kekar itu berubah menjadi penyubur parasit buminya.

Indonesia sebagai bumi yang sudah terhampar sedemikian rupa dengan segala harta yang di milikinya adalah nikmat yang harus di syukuri dengan tidak mendustainya. Menutup mata akan ketidak benaran yang sedang terjadi di negeri ini sama saja dengan membuka peluang pemusnahan suatu bangsa seperti yang sudah di lakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu karena pendustaan akan nikmatNya.

Ini realita yang sedang terjadi. Menyelamatkan negeri ini sebenarnya menyelamatkan perempuan-perempuan di Indonesia karena dari merekalah lahir generasi penerus bangsa. Dan laki-laki kelak akan menitipkan cita-cita besar itu kepada penerusnya seperti yang di lakukan oleh laki-laki pendiri negeri tersebut.

*untuk perempuanku, siapapun dia


 http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/12/belajar-dari-perempuan

Tak bernilai sama sekali

"Kalau  wanita berakhlak baik dan berpikir positif, ia adalah angka 1. Kalau ia juga cantik, tambahkan 0, jadi 10, Kalau ia punya harta, imbuhkan lah lagi 0, jadi 100. Kalau ia cerdas imbuhkan lagi 0, jadi 1000. Jika ia seorang wanita memiliki semuanya tetapi tidak memiliki yang pertama, ia hanya "000". Tak bernilai sama sekali."

(Al Khawarizmi, Penemu Angka Nol)

Kegembiraan Dalam Sekarung Beras

Asa boga beas sakarung


Sebuah ungkapan “Urang Sunda” yang biasa akang dengar sewaktu masih tinggal dikampung. Ungkapan yang berarti “serasa punya beras sekarung” sering diungkapkan saat seseorang mendapat kegembiraan atau kebahagiaan. Dalam filosopi orang dikampung yang sederhana bahwa kebutuhan yang paling utama adalah terpenuhinya kebutuhan perut. Dengan terpenuhinya kebutuhan terhadap beras seolah hambatan hidup yang lain serasa tidak menjadi hambatan berarti. Beras dalam hal ini tentu saja sebagai makanan pokok yang biasa dimakan sehari-hari. Ungkapan tersebut menggambarkan bagaimana kesederhanaan pikiran seseorang dalam menghadapi hidup dimana jika telah tersedia apa yang dibutuhkan untuk makan sehari-hari maka terasa hidupnya bahagia. Hal ini juga menggambarkan bagaimana besarnya arti dan nilai beras atau padi bagi masyarakat petani.

Semasa kecil akang tidak begitu memahami mengapa ungkapan tersebut sering disebut-sebut orang saat mendapat kegembiraan. Akang menggunakan ungkapan tersebut benar-benar hanya ikut-ikutan kebiasaan yang ada ditempat akang. Suatu ketika akang mencoba bertanya kepada orang tua mengapa jika mendapat kegembiraan atau kebahagiaan selalu menggunakan ungkapan tersebut dan jawabannya adalah “ kamu akan mengetahuinya nanti setelah dewasa”. Sebuah jawaban yang sungguh membuat penasaran dan tentunya kesabaran karena menjadi “dewasa” adalah sebuah proses panjang. Kini setelah menjadi dewasa dan berkeluarga akang baru mamahami dengan pemahaman yang lebih baik tentang arti ungkapan tersebut.
Sebagai seseorang yang dibesarkan dikeluarga petani keberadaan beras dirumah mempunyai kekuatan psikologi tersendiri.

 Jika persediaan beras dirumah habis maka terasa merupakan sebuah kehilangan besar, walau akang masih mempunyai uang untuk membeli nasi diwarung nasi. Rasanya berbeda jika mendengar bahwa persediaan gula atau makanan lainnya habis bahkan seringkali akang tidak begitu peduli jikapun benar telah habis. Sewaktu masih lajang dan tinggal di kosan akang tidak pernah mau dibekali beras jika pulang kampung. Terasa sangat merepotkan jika harus membawa beras ke kosan apalagi beratnya sampai sepuluh kilogram. Tapi kini jika pulang kampung maka beras adalah benda pertama yang akang minta kepada orang tua jika hendak menyediakan oleh-oleh.

Sebagian orang mungkin menganggap ungkapan tersebut terasa naïf dengan mengatakan bahwa “memangnya kebutuhan hidup hanya makan?”. Dalam pandangan akang sendiri ungkapan tersebut menggambarkan makna yang mendalam dari kebijaksanaan orang-orang tua jaman dahulu dalam menyikapi hidup. Ditengah kehidupan kita saat ini yang sarat dengan hedonisme dan konsumerisme ungkapan diatas terasa asing dan nyeleneh. Tuntutan hidup saat ini membuat kita kehilangan batas antara kebutuhan hidup dan keinginan hidup. Bahkan ada orang yang rela menghilangkan hidupnya sendiri karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Contoh kasus ada seorang anak muda yang bunuh diri karena orang tuanya tidak mampu membelikan sebuah smartphone idamannya. Sungguh sulit mengukur suatu kebahagiaan saat ini. Apakah ungkapan “serasa punya uang satu miliar” atau “serasa mendapat lotere seratus miliar” mampu mewakili gambaran kegembiraan kita saat ini?. Akang merasa tidak mudah mendapatkan gambaran yang dapat mewakili arti sebuah kegembiraan saat ini.

http://ndiel2.wordpress.com/

Belajar Sabar, Belajar Kehidupan


Ungkapan “Orang sabar disayang Tuhan” bukanlah ungkapan yang sepele, sebab kesabaran sejatinya akan membawa banyak manfaat dalam hidup manusia. Tapi, bukan berarti manusia bisa dengan gampang menanamkan hal tersebut dalam hati mereka. Konon, belajar sabar dan ikhlas butuh waktu yang tidak main-main dan tak tanggung-tanggung lamanya: seumur hidup. Menurut saya, ikhlas merupakan bagian terpenting dari sikap sabar, dimana seseorang mampu menerima masalah dalam kehidupannya dengan hati lapang, serta tetap mencari jalan keluar dengan hati yang bersih dan akal yang sehat. Mungkin ini terdengar too good to be true, namun setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, walaupun bukan yang terbaik.

Kesabaran ibarat tanaman yang harus senantiasa dipupuk. Pupuk yang dimaksud adalah keyakinan bahwa tanaman tersebut kelak akan berbuah manis dan layak untuk dinikmati oleh setiap insan yang punya rasa yakin itu. Saya sendiri masih tertatih tatih. Setidaknya begitulah kira-kira jawaban yang akan keluar saat seseorang bertanya sejauh mana saya sudah mempraktekannya. Dan kesabaran, nyatanya, akan terlatih dengan baik manakala seseorang dihadapkan dengan permasalahan, mulai dari yang sepele sampai yang pelik sekalipun.

Ketika emosi lebih leluasa berbicara ketimbang hati yang pandai menahan amarah, maka kekacauan bisa lekas dikenali. Seorang atasan yang selalu emosi seringkali mendzolimi bawahannya, bahkan mengurangi hak-hak orang yang dipimpinnya. Seorang bawahan yang tak sabar ingin cepat naik jabatan akan menjadi penjilat bagi atasannya, dan saat keduanya bekerja sama maka mereka mulai mendzolimi orang-orang disekitarnya. Begitupun dengan orang tua yang belum mampu bersikap sabar. Walaupun sabar bukan berarti lemah, namun kesabaran diharapkan mampu membantu mereka mendidik anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi, terbimbing dan terarahkan pada nilai-nilai keluhuran budi yang nantinya akan dia tularkan saat bersama teman-teman dan orang-orang yang dikenalnya. Dalam hal ini, kesabaran manusia diuji dalam menghadapi orang lain yang berada disekelilingnya, sejauh mana mereka mampu menghadapi masalah dengan pikiran jernih dan mengendalikan diri untuk terhindar dari emosi sesaat yang hanya akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Pada kenyataannya, penguji kesabaran terbesar bagi manusia bukan hanya manusia lain, tapi juga uang. Lihatlah bagaimana seseorang menjadi koruptor karena dia tidak sabar mengumpulkan kekayaan dari hasil jerih payahnya sendiri. Mereka berbondong-bondong merampok uang yang bukan hak mereka dan lupa bahwa ada orang lain yang lebih berhak atas uang tersebut. Uang membuat manusia khilaf, membuat mereka lupa akan kesederhanaan. Seseorang yang terhimpit masalah ekonomipun bisa melakukan segala upaya untuk mendapatkan uang dan kesenanngan. Kesabaran mereka runtuh, lagi lagi juga karena uang. Alangkah indah jika mereka bisa bersabar sembari berusaha, dan mereka yang kaya mau berbagi dengan sesama secara ikhlas.

Bagaimana dengan kita??

http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/10/belajar-sabar-belajar-kehidupan/

Al Battani : Penemu Berbagai Teori Matematika



Sumber gambar : famousscientists.org
Setelah pada postingan terdahulu akang menulis tentang Ilmuwan Muslim dalam bidang Matematika yaitu Muhammad bin Musa al-Khawarizmi kini akang akan menulis tentang ilmuwan lainnya. Al Battani adalah salah satu ilmuwan muslim lainnya di bidang Matematika dan Astronomi. Tokoh yang didunia barat dikenal dengan sebutan Albategni atau Albategnus adalah orang pertama yang mengenalkan istilah Sinus, Kosinus, Tangen dan Kotangen. Anda tentunya tahu kan istilah2 tersebut? Yaa itu adalah istilah2 dalam ilmu Trigonometri yang tidak asing bagi pelajar dan mahasiswa yang mempelajari ilmu Matematika. Al-Battani dikenal menggunakan prinsip-prinsip trigonometri tersebut saat melakukan observasi astronomi di observatorium yang dibangun Khalifah Makmun Ar-Rasyid, khalifah Abbasiyah.
Pengertian Sinus dan Kosinus digunakan untuk menggantikan istilah chord atau tali busur yang biasa digunakan dalam perhitungan astronomis dan trigonometri disaat itu. Dalam bahasa Arab istilah Sinus disebut jaib yang berarti teluk atau garis bengkok. Sedangkan Kotangen dalam bahasa Arab adalah bayangan lurus atau garis istiwa’ (khatulistiwa) dari Gnomon. Gnomon adalah suatu alat semacam papan yang digunakan untuk mengukur cahaya matahari setelah dibagi dua belas bagian. Menurut Battani, Tangen adalah garis bayang-bayang melintang yang jatuh di permukaan Gnomon. Ia mengukur garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayang-bayang yang muncul pada alat Gnomon. Garis lurus itulah yang dikenal dengan sebutan kotangen, sedangkan garis melintangnya disebut tangen. Teori tangen dan kotangen inilah yang kemudian menjadi pilar dasar ilmu trigonometri.
Alat gnomon yang digunakan Al-Battani mengilhami para ilmuwan untuk menciptakan jam yang kita kenal pada masa kini. Ilmuwan muslim yang menekuni pengembangan itu adalah Abbas bin Abdullah Habsy al-Hisab al-Marwazi, seorang astronom muda yang membagi alat tersebut menjadi 60 bagian. Setiap bagian dianggap satu jam. Satu jam sama dengan 60 menit dan satu menit sama dengan 60 detik. Dari kedua pembagian itu jelas, Al-Battani membagi hari menjadi 12 jam sedangkan Al-Marwazi menjadi 60 jam. Dalam perkembangan selanjutnya kedua metode dikombinasikan menjadi pembagian waktu yang kita kenal sekarang.
Al-Battani juga berhasil membuat daftar table sinus, tangen dan kotangen dari 0 derajat sampai 90 derajat secara cermat. Tabel itu dengan tepat ia terapkan dalam operasi2 aljabar dan trigonometri untuk segitiga sferis. Dalam bidang astronomis Al-Battani adalah orang yang mengenalkan istilah-istilah astronomis seperti Azimut, Zenit dan Nadir yang bersumber dari bahasa Arab. Al-Battani juga berhasil menghitung panjang tahun menjadi 365 hari 5 jam 46 menit 24 detik, ketepatan hitungan ini hanya berbeda 2 menit dibanding waktu sebenarnya. Karya-karyanya yang tercatat diantaranya Kitab Ma’rifat Matali al-Buruj fi ma Baina Arba al-Falak; Syarah al-Maqaalat al-Arba li Batlamiyus; Risalah fi Tahqiq Aqdar al Ittisalat; dan Az-Zij.
Sumber Pustaka: Khazanah Orang Besar Islam (Dari Penakluk Jerusalem Hingga Angka Nol); Penerbit : REPUBLIKA.

Belajar Kehidupan



Aku belajar lebih banyak diam daripada lebih banyak berbicara
Belajar bersabar dari sebuah kemarahan
Belajar mengalah dari sebuah keegoisan
Belajar menangis dari sebuah kebahagiaan
Dan belajar tegar dari sebuah kehilangan

Hidup adalah belajar
Belajar bersyukur meskipun tak cukup
Belajar ikhlas meskipun tak rela
Belajar taat meskipun berat
Belajar memahami meskipun tak sehati
Belajar sabar meski terbebani
Belajar setia meski tergoda
Belajar memberi meski tak seberapa
Belajar mengasihi meski disakiti
Belajar tenang meski gelisah
Belajar percaya meski susah
Belajar tetap tabah meski badai cobaan datang menerpa
Karena.... hidup adalah proses belajar dan terus belajar


Say Yuswantrio

Mengintip Indonesia dari Foto-foto Tempo Doeloe


dari 1 Kompasianer menilai menarik
Sebuah gambar berbicara lebih banyak dari ribuan kata. Begitulah ungkapan yang seringkali kita dengar mengenai manfaat yang begitu vital dari sebuah gambar atau foto. Ketika kita sulit memahami sebuah kejadian yang dipaparkan dengan rangkaian kata-kata, maka sebuah gambar atau foto bisa memberikan kepada kita sebuah gambaran yang lebih detail. Melalui gambar atau foto kita bisa mengetahui bagaimana sebuah peristiwa terjadi, tak hanya peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di masa kini namun juga peristiwa-peristiwa yang telah menjadi sejarah.
Pada masa kini, sebagian besar dari kita tidaklah sulit untuk mengabadikan sebuah momen dalam sebuah foto. Cobalah perhatikan, kita pasti memiliki puluhan atau ratusan foto pribadi mulai dari foto narsis, kuliner, atau peristiwa unik yang kita simpan di ponsel atau komputer dan juga kita unggah di media sosial semacam Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest dan sebagainya. Dan melalui media sosial tersebut, kita juga bisa mengintip aktivitas teman-teman kita, bahkan aktivitas figur publik yang ada.
Sejarah Indonesia di masa lalu pun bisa kembali kita kenang melalui sebuah foto. Namun sayangnya, tak semua orang pada masa dulu memiliki kamera seperti saat sekarang untuk mengabadikan peristiwa, bangunan atau orang-orang menjadi sebuah foto yang bisa ‘berbicara’. Apalagi pada masa-masa penjajahan Belanda, tak banyak dokumentasi foto yang bisa kita lihat untuk melihat masa lalu negara kita.
Berbekal rasa penasaran untuk melihat kembali masa lalu Indonesia, akhirnya saya pun berhasil menemukan sebuah situs berbahasa Belanda yang banyak memuat foto-foto sejarah negara kita. Dari situs kitlv.nl, saya bisa melihat kembali foto-foto Indonesia tempo doeloe baik foto-foto bangunan, sungai, jalan, orang-orang dan sebagainya. Dengan mengetik nama kota atau tempat seperti Semarang, Batavia, Medan, Pati (kota kelahiran saya) dan sebagainya pada kolom pencarian yang tersedia, maka berikut beberapa foto-foto Indonesia tempo doeloe yang sangat menarik yang saya ambil dari situs kitlv.nl tersebut.
1335952689343903805
Pasar Johar, Semarang (De Pasar Djohar te Semarang) sekitar tahun 1920. sumber: kitlv.nl
Pasar Johar, sebuah pasar yang sangat terkenal di kota Semarang. Lihatlah foto di atas, bangunan yang cukup besar dengan lalu lalang orang-orang dan kereta kuda di jalan. Juga bendera Belanda yang berkibar di atas bangunan pasar pada tahun 1920. Sungguh, foto yang sangat menarik.
13359529042094935809
Pasar Baru (Passer Baroe) Jakarta, sekitar tahun 1910. Sumber: kitlv.nl
Kondisi Pasar Baru tahun 1920. Sebuah jembatan yang tak asing lagi dan masih bisa kita jumpai sekarang. Juga bangunan-bangunan yang berdiri di kedua sisi jalan, serta aktivitas orang-orang yang ada.
13359532651660368494
Masjid di Medan (De Moskee te Medan), sekitar tahun 1930 - 1940. Sumber: kitlv.nl
Siapa tak kenal dengan Masjid Medan yang megah di atas? Foto tahun 1930 - 1940 tersebut menggambarkan kemegahan bangunan yang menjadi salah satu landmark kota Medan.
13359534051091728757
Kantor Pos & Telegraf di kota Pati (Post- en Telegraafkantoor te Pati), sekitar tahun 1905. Sumber: kitlv.nl
Foto-foto mengenai kota kecil di Jawa Tengah, Pati pun bisa kita jumpai di situs kitlv.nl tersebut. Dan sebuah foto kantor Pos dan Telegraf di tahun 1905 dengan atap genteng dan beberapa orang yang berpose di depannya, sungguh sangat menarik.
13359536151291566152
Pasar Mauk (Pasar te Maoek) di Tangerang, sekitar tahun 1870. Sumber: kitlv.nl
Mauk, sebuah kecamatan di Tangerang pun didokumentasikan dengan baik. Dan kita pun bisa melihat kesederhanaan Pasar Mauk dengan orang-orang yang juga sangat sederhana sedang beraktivitas tahun 1870.
1335954174332083403
Jalan Braga di Bandung (Bragaweg te Bandoeng), sekitar tahun 1920. Sumber: kitlv.nl
Sebuah jalan yang cukup populer di Bandung, jalan Braga. Foto tahun 1920 di atas memperlihatkan bangunan-bangunan yang berada di sekitar jalan tersebut dan juga kereta-kereta kuda yang sedang melintas.
13359550601074596326
Kali Mas, Surabaya (Kali Mas te Soerabaja), sekitar tahun 1890. Sumber: kitlv.nl
Kali Mas di Surabaya tahun 1890, sebuah sungai yang membelah kota Pahlawan dengan bangunan-bangunan di pinggir sungai dan juga perahu yang ada sedang berada di sungai atau kereta-kereta kuda yang berlalu-lalang di jalan di dekatnya. Foto klasik yang mengagumkan.
1336101822989930168
Replika Menara Eiffel dari bambu, di Tasikmalaya tahun 1898. Sumber: kitlv.nl
Tahun 1898 didirikan replika menara Eifel di Tasikmalaya. Menara Eiffel dari bambu Tasikmalaya dengan ketinggian 40 - 50 meter ini dibuat untuk menghormati penobatan Ratu Wilhelmina (1898) dan dirancang dan dilaksanakan oleh pengawas A. H. van Bebber.
Nah, bagi rekan-rekan kompasianer yang penasaran ingin melihat foto-foto masa lalu Indonesia, mungkin situs kitlv.nl tersebut bisa menjadi salah satu jawaban.

Share To