How to Cheat with Visualization in Photoshop

Resources

• Bloody Pear
• Young Male Face 3

---

Step 1

Open up the photo and reduce the size to 800 x 600 by using Image > Image Size.

---

Step 2

Open the picture and copy it to the first canvas with fruit. Then set up opacity to 45% for this layer and use Edit > Free Transform to reduce the picture and rotate it as on my picture below.

Set the opacity to 100% for current layer again and begin cleaning with the Eraser Tool. Use a soft round brush with opacity about 30%. Remove all parts, leaving only the eyes, lips and nose.

Move the layer with the face a little bit to the left by using the Move Tool.

---

Step 3

Press Ctrl+J to duplicate the layer and hide the upper copy (click on the eye, which indicates layer visibility). Go to the lower layer and apply Image > Adjustments > Color Balance using these settings:

After that use Image > Adjustments > Hue/Saturation:

Select Burn Tool (Brush: 70px, Range: Midtones, Exposure: 30%) to make some very light parts a bit darker. You should get result similar to mine on the picture below:

---

Step 4

Go back to the hidden layer and make it visible again. Select the Eraser Tool and remove all content, leaving just the eyeballs and mouth on this layer.

Apply Image > Adjustments > Levels to this layer:

Select Burn Tool (Brush: 45px, Range: Midtones, Exposure: 30%) again and darken the mouth area.

Select the Eraser Tool and a soft round brush with 30% opacity and do a little cleaning work on the same areas.

---

Step 5

Looks good, doesn’t it? Ok, move to the next step.
We should add the pear texture to the face. Go to the background layer and make selection with Polygonal Lasso Tool as shown on my picture below.

Press Ctrl+J to duplicate the selected area on a new layer.
After that move this layer above all the layers and change the layer mode to Soft Light.

Then make some brightness and contrast corrections with Image > Adjustments > Brightness/Contrast.

Select the Eraser Tool again and remove any visible borders of this texture. Borders are not very visible at the moment, but still need to be corrected. After that press Ctrl+J to duplicate the texture layer. Can you see the difference now?

Use the Burn Tool (Brush: 40px, Range: Midtones, Exposure: 30%) one more time to make features clearer. And you have completed the tutorial.

---

Final Image

Twitter Acquires Bluefin Labs, Doubles Down on Social TV

Christina Warren8 hours ago

Twitter has acquired social TV analytics firm Bluefin Labs.
Business Insider broke the story Monday, reporting that this is Twitter's biggest acquisition to date. Twitter and Bluefin both confirmed the acquisition today on their respective blogs.
For Twitter this is proof that the company is doubling down on its efforts in social TV. In December, Twitter partnered with Nielsen to create the Nielsen Twitter TV Rating using the SocialGuide platform Nielsen acquired in November 2012.
Bluefin's existing suite of tools offers similar social analysis.
Twitter says that while it "intends to honor existing Bluefin customer contracts," it won't sell Bluefin's product suite beyond the contract. Instead, it plans to use Nielsen's SocialGuide platform "to help brands, agencies, and networks fully understand the combined value of Twitter and TV."
Twitter is having huge success in TV. The Super Bowl alone generated 24.1 million tweets and the social network was mentioned in half of all Super Bowl ads.
More to the point — advertisers are open to using Twitter as a metric for engagement/future ad buys.

A Big Win for Social TV, a Huge Win for Twitter

This time last year, there were at least half a dozen startups trying to do social TV analytics. I got the sense from a number of advertisers and television executives that doubling down on using social analytics for ad buys or ad research would only happen once it was clear what services would survive and what services would fizzle out.
Now that two of the leading players — Bluefin and SocialGuide — have been acquired, it will be much easier to get executive level buy-in around these services. The fact that Twitter is now actively investing in social TV proves to networks and advertisers that it's a platform that deserves attention.
Dan Neely, the CEO of Networked Insights, another big social analytics company, thinks the acquisition "validates the value of social analytics." Neely told Mashable, "Twitter needs to prove to advertisers that they are are a great place to spend media dollars at scale, so Bluefin makes perfect sense for them." Neely noted that we've seen this kind of acquisition before, namely when Google acquired Urchin in 2005 to build out what became known as Google Analytics.
For Twitter, having an ownership stake in this type of technology has huge potential. Within minutes of the Super Bowl blackout, brands including Oreo took to Twitter to promote viral marketing spots or to buy Twitter ads.
Imagine how much better and faster that process could be if Twitter had the ability to let its advertisers access more acute data and research?
When I first saw a demo of Bluefin's product during the summer of 2011, it was clear that, as a measurement tool, it had great potential for advertisers and networks. I can't wait to see what happens now that the company is part of Twitter.
What do you think of Twitter's decision to double down on social TV? Let us know in the comments.
Image courtesy of Alan Klim, Flickr, composite by Christina Warren, Mashable

Topics: Advertising, Bluefin Labs, Business, Media, Social TV, Television, Twitter

 

mashable.com 

Twitter: Sebanyak 250 Ribu Akun Telah Di-Hack!

Keamanan password ternyata merupakan sesuatu yang rentan bagi pengguna Twitter. Ya, melalui blognya, Jumat (1/2/2013), layanan microblogging ini mengaku telah mengidentifikasi adanya akses yang tidak sah ke data pengguna.

Melalui identifikasi tersebut, didapati bahwa serangan cyber itu meretas akun Twitter melalui username, password, dan alamat email pengguna. Setidaknya, tercatat sekitar 250.000 akun telah di-hack!

Menindaklanjuti serangan tersebut, Twitter mengirim email ke para pengguna bawah password dan sesi token telah dicabut dan pengguna harus me-reset dengan password baru. Selain itu, pengguna juga diperingatkan untuk selalu menggunakan password yang 'higinis' agar tidak memiliki celah untuk disusupi karena password yang lemah.

Menurut Direktur Keamanan Informasi Twitter Bob Lord, insiden ini merupakan sesuatu yang masih dan bukan dilakukan oleh seorang amatir. Tidak hanya pengguna yang diperingkatkan, Twitter juga memperingkatkan perusahaan lain yang mungkin menderita serangan serupa.

Dari sekitar 250.000 akun yang diserang, apakah salah satunya milikmu, Jerukers? Ayo, periksa kembali akun kamu dan segera ubah dengan password yang lebih 'higinis' sebelum menjadi korban selanjutnya. (CW)

Keamanan password ternyata merupakan sesuatu yang rentan bagi pengguna Twitter. Ya, melalui blognya, Jumat (1/2/2013), layanan microblogging ini mengaku telah mengidentifikasi adanya akses yang tidak sah ke data pengguna.
Melalui identifikasi tersebut, didapati bahwa serangan cyber itu meretas akun Twitter melalui username, password, dan alamat email pengguna. Setidaknya, tercatat sekitar 250 ribu akun telah di-hack!
Menindaklanjuti serangan tersebut, Twitter mengirim email ke para pengguna bawah password dan sesi token telah dicabut dan pengguna harus me-reset dengan password baru. Selain itu, pengguna juga diperingatkan untuk selalu menggunakan password yang 'higinis' agar tidak memiliki celah untuk disusupi karena password yang lemah.
Menurut Direktur Keamanan Informasi Twitter Bob Lord, insiden ini merupakan sesuatu yang masih dan bukan dilakukan oleh seorang amatir. Tidak hanya pengguna yang diperingkatkan, Twitter juga memperingkatkan perusahaan lain yang mungkin menderita serangan serupa.
Dari sekitar 250 ribu akun yang diserang, apakah salah satunya milikmu, Jerukers? Ayo, periksa kembali akun kamu dan segera ubah dengan password yang lebih 'higinis' sebelum menjadi korban selanjutnya. (CW)

Microsoft: Mayoritas Pengguna Internet di Indonesia Galau Akibat Resiko Online

05.02.2013 by chandra.wirawan  -  503 Views 0 Comments

Meskipun pemanfaatan internet di Indonesia cukup tinggi, ternyata kebanyakan dari pengguna sangat mengkhawatirkan keamanan mereka di dalamnya. Dalam sebuah survei Indeks Keamanan Komputasi Microsoft (Microsoft Computing Safety Index/MCSI) menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia rentan jadi korban kejahatan dunia cyber.

Berdasarkan data yang dikeluarkan dalam rangka Hari Internet Aman International (Safer Internet Day) ini, sebanyak 83% responden di Indonesia menghadapi berbagai resiko online, namun hanya 3% yang menyatakan telah proaktif melindungi diri dan data mereka dari resiko tersebut.

Dalam perilaku mobile, MCSI menemukan bahwa hanya 28% responden yang memperbaharui software pada perangkat PC mereka, sementara yang teratur melakukannya hanya 32% dari jumlah tersebut. 

"Perangkat mobile kini menyimpan setidaknya informasi dalam jumlah yang sama bahkan lebih banyak dari pada yang tersimpan di komputer rumah. Hal ini tentunya menjadian perangkat mobile semakin rentan terhadap tindak kejahatan pencurian data," ujar Bernard Saisse, Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia dalam keterangan pers yang diterima JerukNipis, Selasa (5/2/2013).

Adapun survei MCSI dilakukan terhadap lebih dari 10 ribu pengguna PC, smartphone maupun tablet di 20 negara. Metode yang digunakan dalam surve ini adalah mengumpulkan informasi mengenai cara-cara yang ditempuh untuk berinternet secara aman, menggunakan skala 0 hingga 100 untuk setiap jawaban responden. 

Nah, jika kamu ingin mengukur sejauh mana pengetahuanmu tentang berinternet yang aman, kamu bisa ikuti survei versi sederhana MCSI yang dapat diakses di sini. Dari situ nantinya akan diketahui tingkat kegalauan kamu dari resiko online, Jerukers! (CW)

Meskipun pemanfaatan internet di Indonesia cukup tinggi, ternyata kebanyakan dari pengguna sangat mengkhawatirkan keamanan mereka di dalamnya. Dalam sebuah survei Indeks Keamanan Komputasi Microsoft (Microsoft Computing Safety Index/MCSI) menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia rentan jadi korban kejahatan dunia cyber.

Berdasarkan data yang dikeluarkan dalam rangka Hari Internet Aman International (Safer Internet Day) ini, sebanyak 83% responden di Indonesia menghadapi berbagai resiko online, namun hanya 3% yang menyatakan telah proaktif melindungi diri dan data mereka dari resiko tersebut.
Dalam perilaku mobile, MCSI menemukan bahwa hanya 28% responden yang memperbaharui software pada perangkat PC mereka, sementara yang teratur melakukannya hanya 32% dari jumlah tersebut.
"Perangkat mobile kini menyimpan setidaknya informasi dalam jumlah yang sama bahkan lebih banyak dari pada yang tersimpan di komputer rumah. Hal ini tentunya menjadian perangkat mobile semakin rentan terhadap tindak kejahatan pencurian data," ujar Bernard Saisse, Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia dalam keterangan pers yang diterima JerukNipis, Selasa (5/2/2013).
Adapun survei MCSI dilakukan terhadap lebih dari 10 ribu pengguna PC, smartphone maupun tablet di 20 negara. Metode yang digunakan dalam surve ini adalah mengumpulkan informasi mengenai cara-cara yang ditempuh untuk berinternet secara aman, menggunakan skala 0 hingga 100 untuk setiap jawaban responden.
Nah, jika kamu ingin mengukur sejauh mana pengetahuanmu tentang berinternet yang aman, kamu bisa ikuti survei versi sederhana MCSI yang dapat diakses di sini. Dari situ nantinya akan diketahui tingkat kegalauan kamu dari resiko online, Jerukers! (CW)

Tags: Internet, Microsoft, Survei