Setiap
daerah pasti memiliki sesuatu hal yang unik atau istimewa untuk
membedakan dengan daerah lainnya. Kota Jogja sebagai kota tujuan wisata
memiliki keistimewaan menarik wisatawan untuk berkunjung. Mulai dari
wisata alam, sejarah, budaya dan kuliner. Begitu juga dengan bakpia
dikenal sebagai salah satu kuliner khas kota Jogja selain gudeg. Setiap
musim libur tiba, makanan khas ini menjadi salah satu oleh-oleh
wisatawan untuk teman dan sanak saudara di rumah.
Bakpia Pathok 25 dikenal luas sebagai
salah satu produk kuliner bercitra rasa istimewa dan menjadi legenda
kuliner di kota Jogja. Setiap musim libur tiba, banyak wisatawan
berkunjung di toko ini. Di mulai dari pintu masuk, para petugas parkir
beradu peluit untuk mengatur hilir mudik laju kendaraan wisatawan yang
diparkir di sekitar toko ini. Selasa, 06 Juni 2012 tim redaksi
www.kotajogja.com berhasil menuntaskan rasa penasaran kami, kenapa
Bakpia Pathok 25 bisa menjadi salah satu legenda kuliner di kota Jogja.
Matahari masih menyisakan kehangatan
sinarnya dan begitu juga udara pagi masih memberikan kesegaran ketika
kami sampai di tempat tujuan. Kedatangan kami disambut dengan hiruk
pikuk kesibukan para pegawai dari setiap divisi. Dipandu oleh mbak Tira,
salah satu staf Bakpia Pathok 25, kami didampingi untuk melihat proses
pembuatan bakpia. Setiap divisi menangani proses pembuatan bakpia ini
memiliki tanggunjawab besar menjaga kualitas mutu dan citra rasa
istimewa Bakpia Pathok 25.
Pada bagian dalam rumah, terdapat sebuah
ruangan terbuka difungsikan sebagai tempat mencampur adonan bakpia.
Masih di tempat yang sama, kami melihat beberapa meja panjang
difungsikan sebagai landasan pembentukan pola adonan. Selesai pada
proses ini, adonan dimasukkan ke dalam oven besar yang menggunakan arang
sebagai bara api untuk menjaga kualitas rasa alami dari bakpia
tersebut. Sesampainya di ruang oven, kami sempat menanyakan sejarah
berdirinya Bakpia Pathok 25 kepada mbak Tira.
“Bakpia Pathok 25 dirintis oleh ibu dari
pimpinan kami Bapak Arlen Sanjaya yaitu Ibu Tan Aris Nio. Beliau
memulai usaha ini dari proses coba-coba dengan hanya satu orang pegawai
saja serta dibantu oleh lima putra putri beliau termasuk Bapak Arlen
Sanjaya,” jawab Mbak Tira.
Disela-sela wawancara, kami juga
mendapatkan informasi mengenai bakpia itu sendiri. Bakpia sebenarnya
berasal dari negeri Cina dengan nama Tau Luk Pia, yang memiliki arti kue
kacang hijau. Kue ini mulai diproduksi di kampung Pathuk Yogyakarta
sejak tahun 1948.
Pada waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara eceran dan pengemasannya pun masih menggunakan besek (tempat dari anyaman bambu) tanpamerk dan peminatnya pun masih terbatas.
Pada waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara eceran dan pengemasannya pun masih menggunakan besek (tempat dari anyaman bambu) tanpamerk dan peminatnya pun masih terbatas.
Di tahun 1980an, nama Bakpia Pathok 25
sudah dipatenkan menjadi merk dagang dengan diiringi perubahan kemasan
dari besek ke kardus. Di saat yang sama, ide tersebut diikuti dengan
munculnya bakpia-bakpia lain dengan merk dagang yang sama
dengan nomor berbeda. Demikian pesatnya perkembangan industri bakpia
hingga menjadi salah satu ciri khas kuliner di kota Jogja hingga
sekarang ini.
Dengan perjuangan yang gigih pantang
menyerah, Ibu Tan Aris Nio mampu menjadikan Bakpia Pathok 25 menjadi
makanan khas kota Jogja bercitra rasa istimewa. Keberhasilan beliau
tidak terlepas dari proses regenerasi beliau dalam menjalankan usaha
bisnisnya kepada putranya Bapak Arlen Sanjaya sehingga menjadikan Bakpia
Pathok 25 menjadi besar. Sampai sekarang ini Bakpia Pathuk 25 memiliki
beberapa cabang penjualan resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan AIPTU KS
Tubun no 65, Pasar Pathok Jl. Bhayangkara, Toko Kembang Jaya dan Bandara
Jaya di jalan Laksda Adisutjipto KM. 9 serta KM. 11.5.
Jam dinding terus berdetak hingga tepat
di jam 09.45 wib, kami tim redaksi www.kotajogja.com berpamitan kepada
mbak Tira pemandu kami. Dengan lambaian tangan kami meninggalkan Bakpia
Pathok 25 yang telah menjadi salah satu ikon kuliner kota Jogja. (foto/teks/wawancara by: aan ardian/kotajogja.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar