Wader Goreng Waduk Gajah Mungkur : Si Kecil yang Lezat
Keberadaan Waduk Gajah Mungkur telah menjadi ikon bagi Kabupaten Wonogiri. Waduk Gajah Mungkur terletak di sebelah selatan dari arah pusat kota Wonogiri, berbatasan dengan daerah Wuryantoro, Pracimantoro dan Baturetno. Waduk yang dibangun diera pemerintah Presiden Soeharto ini membendung aliran Sungai Bengawan Solo dan mampu mengaliri persawahan di daerah Wonogiri, Sragen dan sebagian daerah Klaten. Selain fungsinya sebagai pencegah banjir, pembangkit listrik dan sarana pengairan ,Waduk Gajah Mungkur juga menjadi sarana berwisata karena mempunyai pemandangan alam yang sungguh indah. Pengunjung bisa menikmati indahnya danau buatan yang dikelilingi pegunungan karst, bukit-bukit yang masih berhias rimbunnya pepohonan serta area sawah ladang para petani yang menghampar hijau di sekitarnya. Aneka atraksi wisata juga tersedia di sana. Pengunjung bisa menyewa perahu untuk berkeliling di perairan waduk, bermain gantole untuk mereka yang bernyali tinggi, spot memancing yang bagus bagi mereka yang hobi memancing, dan aneka kuliner olahan ikan air tawar siap memanjakan lidah mereka yang mengunjungi Waduk Gajah Mungkur.
Kecil tapi lezat
Dari berbagai jenis olahan ikan air tawar yang tersaji disana, Wader Goreng adalah menu khas yang menjadi primadona. Ikan wader merupakan ikan air tawar dari suku Cyprinidae, yang mempunyai ukuran kecil seukuran jari kelingking saja. Ikan ini biasa hidup bergerombol di sungai, kolam atau parit yang berair jernih. Dahulu, jenis ikan masih dianggap sebagai makanan yang tidak mempunyai nilai jual, hanya dikonsumsi sebagai makanan rumahan saja. Pada waktu itu ikan Wader hanya memiliki nilai komersial sebagai pakan bagi ikan-ikan karnivora besar semacam Arwana. Kini dengan pengolahan dan penyajian yang lebih bagus, Wader Goreng dijual di warung-warung pinggiran waduk dengan harga Rp 7.500 sampai Rp 10.000 tergantung porsinya, atau Rp 40.000 sampai Rp 50.000/kg untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Warung-warung tersebut bisa dijumpai di pinggiran waduk pada sisi sebelah barat yang berbatasan langsung dengan jalan raya Pracimantoro-Wonogiri. Sambil menikmati lezatnya wader goreng, pengunjung juga disuguhi oleh pemandangan indah Waduk Gajah Mungkur dari atas perbukitannya.
Pemandangan Waduk Gajah Mungkur dari warung
Wader goreng biasa diolah dengan bumbu-bumbu yang sederhana. Ikan kecil-kecil tersebut ditaburi tepung beras dan sedikit garam, kadang juga divariasikan dengan bumbu seperti bawang, kunyit dan ketumbar, lalu selanjutnya tinggal di goreng hingga garing. Rasanya renyah dan gurih serta bisa dimakan semua secara langsung dari ujung ekor sampai kepala, tanpa khawatir akan duri-durinya. Wader goreng sangat cocok disajikan dengan sambal terasi atau sambal bawang, lengkap dengan berbagai lalapan segarnya. Bisa juga dipadukan dengan aneka olahan sayuran. Trancam yang terdiri sayuran segar dengan bumbu urap pedas sangat cocok untuk menenami menyantap ikan wader goreng. Masakan lain seperti cha tauge atau cha kangkung juga bisa menjadi alternatif pilihan sesuai selera masing-masing.
Dilapisi tepung beras, bikin tambah gurih dan renyah
Menikmati indahnya pemandangan Waduk Gajah Mungkur, mencoba berbagai atraksi wisatanya, lalu bersantai di warung-warung di atas bukit sambil menyantap gurih dan lezatnya wader goreng, tentunya menjadi sebuah pengalaman berwisata yang lengkap dan mengasyikan. Bagi anda yang berkesmpatan mengunjungi Kabupaten Wonogiri, jangan lupa untuk sempatkan diri mengunjungi Waduk Gajah Mungkur dan mencoba sendiri lezatnya ikan wader woreng. Salam Kratonpedia.
Satu porsi wader goreng
Saatnya bersantap
Tak lengkap tanpa sambal terasi dan lalapan
Tambah nikmat, disantap bersama trancam
(teks dan foto : Stefanus Ajie/Kratonpedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar